BUNDA melahirkan bayi dengan operasi caesar? Jika ya, Bunda harus memberikan ASI eksklusif kepada si kecil. Manfaatnya, bayi bisa tetap sehat, pertumbuhan tubuhnya lancar dan daya tahan tubuh cepat pulih.
Bunda melahirkan bayi dengan operasi caesar, umumnya bukan pilihan utama. Kebanyakan ibu hamil ingin melahirkan secara normal.
Ada Bunda yang memang sengaja ingin melahirkan dengan operasi caesar. Tetapi jumlah mereka tidak banyak.
Mengapa kebanyakan Bunda memilih melahirkan bayi secara normal? Pertimbangan utama adalah biaya. Melahirkan bayi normal tentu lebih murah daripada melahirkan dengan operasi caesar.
Pertimbangan lain, Bunda tak ingin perutnya dioperasi untuk kelahiran calon bayinya. Meskipun melahirkan secara normal lebih sakit daripada melahirkan bayi dengan operasi caesar.
Baca – Jamu Manjur Untuk Mengecilkan Perut Pasca-Operasi Caesar
Contents
Operasi Caesar Harus dengan Alasan Medis
Tetapi jika kondisinya terpaksa, ya Bunda harus melakukan operasi caesar demi menyelamatkan si kecil, misalnya. Bunda melakukan operasi caesar karena faktor medis. Contohnya:
- Akibat paritas (kelahiran biasa, bukan akibat aborsi).
- Panggul yang sempit.
- Ketuban pecah dini.
- Bunda menderita pre-eklamsia (darah tinggi waktu hamil)
- Janin terlalu besar
- Kelainan letak janin
- Janin kembar.
Berbagai faktor medis itu membuat Bunda harus melahirkan dengan operasi caesar. Tujuannya untuk menyelamatkan Bunda atau si bayi.
Menurut data Riskesdas 2018, prevalensi tindakan persalinan caesar di Indonesia berada pada angka 17,6 persen.
“Setiap ibu punya kondisi yang berbeda. Dalam banyak kasus, operasi caesar dilakukan untuk menyelamatkan jiwa dan bisa jadi pilihan tepat untuk seorang ibu dan anaknya,” kata dokter spesialis obstetri dan ginekologi konsultan fetomaternal DR dr Ali Sungkar SpOG(K).
Tetapi, keputusan persalinan caesar harus melalui prosedur medis. Mulai dari informed consent dan pemberian edukasi mengenai manfaat operasi caesar dan risikonya.
Pasalnya, metode caesar pada persalinan bisa mengakibatkan konsekuensi kesehatan jangka pendek maupun jangka panjang.
Baca – 9 Penyebab Perut Buncit Pasca-Melahirkan degan Operasi Caesar
Menurut Ali Sungkar, Bunda yang mempunyai potensi kelahiran caesar biasanya sudah mempersiapkan berbagai hal untuk kesehatan ibu dan anak.
Operasi Caesar Membuat Kekebalan Tubuh Bayi Menurun
Hanya saja, tambah Ali Sungkar, Bunda perlu tahu bahwa metode kelahiran caesar bisa memengaruhi sistem imun (kekebalan tubuh) anak.
Sebab, jalur lahir bisa memengaruhi kolonisasi bakteri dan mikrobiota saluran cerna yang penting untuk perkembangan imunitas (daya tahan tubuh) anak.
“Metode persalinan bisa menentukan jenis mikrobiota yang nantinya akan menghuni usus anak,” jelas Ali.
Anak yang lahir secara pervaginam akan dikolonisasi oleh bakteri vagina dan feses ibu, termasuk Lactobacillus dan Bifidobacterium.
Sedangkan anak yang lahir melalui operasi caesar, proses kolonisasi mikrobiotanya terpengaruh oleh faktor eksternal. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan mikrobiota usus.
Menurut dr Ali, kolonisasi mikrobiota usus memang merupakan hal yang krusial dalam menjaga kesehatan bayi.
Paparan pertama dengan komunitas mikrobiota maternal (vagina, feses, air susu ibu, mulut, dan kulit) akan menentukan kematangan usus, perkembangan metabolik dan imunologi.
Jadi, Bunda melahirkan bayi melalui operasi caesar mengandung konsekuensi status kesehatan jangka pendek dan jangka panjang.
Solusinya: Bunda Perlu Aktif Memberikan ASI Eksklusif
Untuk mengatasi masalah krusial itu, Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi Prof. Dr. Moh. Juffrie, SpA(K), PhD, menyarankan kepada Bunda untuk aktif memberikan ASI eksklusif kepada si bayi.
Pengertian ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan. Selama 6 bulan itu, bayi hanya menerima asupan dari air susu ibu. Bayi tidak menerima asupan lain, termasuk air putih.
Jika dalam usia 6 bulan itu si kecil juga minum air putih misalnya, maka itu ASI untuk si bayi tidak lagi eksklusif.
“Sampai usia 6 bulan, Bunda harus memberikan ASI eksklusif kepada bayinya agar bisa mengembalikan profil mikrobiota menjadi seimbang. Manfaat ASI eksklusif untuk bayi cukup besar,” katanya.
ASI eksklusif mengandung lebih dari 200 spesies probiotik dan prebiotik. Keduanya bisa mempercepat kolonisasi bakteri baik. Selain itu, juga bisa meningkatkan jumlah bakteri baik seperti Bifidobacterium.
“Jadi, manfaat ASI eksklusif bisa meningkatkan daya tahan tubuh anak selama dua tahun pertama sejak lahir.” kata Prof. Juffrie.
Tetapi, sejak bayi berusia 6 bulan, tambah Prof Juffrie, Bunda sudah bisa memberikan asupan tambahan selain ASI.
Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga bisa menghindarkan anak dari penyakit alergi. Misal alergi makanan, alergi debu, alergi laktosa, alergi susu sapi, dsb.
Manfaat ASI Eksklusif
Berikut beberapa manfaat ASI eksklusif untuk bayi, yakni:
1. Meningkatkan daya tahan atau kekebalan tubuh bayi. Melindungi bayi dari berbagai penyakit. Termasuk infeksi saluran pernapasan, diare, dan infeksi telinga.
2. Membuat otak bayi bisa lebih cerdas. ASI mengandung lemak dan nutrisi penting lain untuk otak. Zat dalam ASI seperti DHA bisa membantu perkembangan otak dan mata.
3. Memiliki berat badan ideal. Tetapi Bunda harus memberikan ASI lebih banyak. Meningkatkan produksi ASI dan jangan memberikan empeng kepada si bayi.
4. Mencegah si bayi mengalami alergi. Banyak kandungan ASI yang merupakan imun aktif. Misalnya sitokin, mediator inflamasi, molekul pemberi sinyal, dan reseptor terlarut. Semua itu bisa mengurangi resiko penyakit alergi.
5. Menghindari terjadinya kegemukan (obesitas). Baik saat masih anak-anak atau remaja.
6. Tulang bayi tumbuh lebih kuat. Baik tulang leher maupun tulang belakang. Dengan asupan ASI eksklusif yang mengandung kolostrum bisa memperkuat tulang.
7. Bisa mendapatkan limpahan kolesterol. Bayi sangat membutuhkan kolesterol. Tidak seperti orang dewasa / orang tua.
8. Berat badan Bunda bisa turun. Jika selama hamil berat badan Bunda naik banyak, maka dengan memberikan ASI eksklusif kepada sikecil, berat badan Bunda bisa turun.
9. Memperkuat hubungan ibu dan anak.
Baca: 9 Susu Formula Terbaik Untuk Anak Usia 1 3 Tahun
ASI Untuk Bayi Lahir Normal
Tidak hanya untuk bayi lahir caesar. Pemberian ASI eksklusif juga sangat baik untuk bayi lahir normal. Tidak melalui operasi.
Sayangnya, kata dr. Hj. Tiangsa Sembiring, M.Ked(Ped), Sp.A(K), dari hasil penelitian hanya 20% Bunda yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya selama 6 bulan pertama. Jadi, jumlahnya masih sangat rendah.
ASI eksklusif bisa mencukupi kebutuhan nutrisi bayi untuk tumbuh dan berkembang. Misalnya kolostrum (ASI pada hari 1-5) kaya protein.
Laktosa ASI sebagai sumber karbohidrat diserap lebih baik dibanding yang ada di dalam susu formula. Tetapi setelah 6 bulan, ASI tidak bisa mencukupi kebutuhan. Perlu ditambah MPASI.
Yang perlu Bunda ketahui, produksi ASI tiap hari memang sering tidak sama. Adakalanya menurun. Saat menurun, Bunda tidak perlu risau dan segera menambah asupan susu formula.
Lain hari produksi ASI akan kembali normal. Bahkan terkadang melebihi produksi rata-rata.
Penutup
Kandungan ASI memang luar biasa untuk kesehatan dan pertumbuhan bayi. Baik ASI untuk pertumbuhan badan bayi ataupun pertumbuhan kecerdasan otak bayi.
Apalagi untuk bayi yang lahir dengan operasi caesar. Konsumsi ASI akan mempercepat pembentukan daya tahan atau kekebalan tubuh si kecil. Tetapi harus ASI eksklusif.